Pemenggalan Kata atas Suku-Sukunya

emenggal kata atau menceraikan kata atas suku-sukunya dalam tulisan Arab berdasarkan ucapannya. Jadi, tidak seperti memenggal kata-kata yang ditulis berdasarkan ejaan bahasa Indonesia dengan huruf Latin. Dalam ejaan Latin awalan dan akhiran dipisahkan dari kata dasarnya.

Misalnya:	Kata “kesenangan” menurut ejaan Latin diceraikan menjadi ke-se-nang-an, sedangkan menurut ejaan Arab harus
	ke-se-na-ngan	كسناڠن
	III  II      I
	Menurut aturan ejaan Arab Indonesia, suku kedua dari belakang, yaitu na mendapat saksi.

Contoh lain:

kemalaman – ucapannya: ke-ma-la-man	كملامن
tiada – ucapannya: ti-ya-da	تياد
kuala – ucapannya: ku-wa-la	كوال

 

Akhiran –an mengubah ejaan, terutama pada kata-kata dasar yang berakhir dengan konsonan. (Kaidah XIV)

Misalnya:

ma-kan	ماكن	ma-ka-nan	مكانن
hi-dup	هيدڤ	ke-hi-du-pan	كهدوڤن

Akhiran –I juga mengubah ejaan, terutama pada kata-kata dasar yang berakhir dengan konsonan. (Kaidah XV)

Misalnya:

tu-lis	تولس	tu-li-si	تليسي
hi-dup	هيدڤ	meng-hi-du-pi	مڠهدوڤي

Akhiran –kan mengubah ejaan, bila kata dasar yang dilekatinya berakhir dengan vokal. Kecuali bila suku kedua dari belakang pada kata dasar itu suku kata tertutup. (Kaidah XVI)

la-ri	لاري	me-la-ri-kan	ملريكن
ja-lan	جالن	men-ja-lan-kan	منجالنكن

Bentuk enklitis –ku, -mu, dan –nya yang berasal dari kata ganti pemilik juga mengubah ejaan kata dasar yang dilekatinya, bila kata dasar itu berakhir dengan suku terbuka yang didahului suku terbuka pula. (Kaidah XVII)

Misalnya:

bu-ku	بوكو	bu-ku-ku	بكوكو
		bu-ku-mu	بكومو
		bu-ku-nya	بكوڽ
ka-wan	كاون	ka-wan-ku	كاونكو
pi-sang	ڤيسڠ	pi-sang-nya	ڤيسڠڽ
mu-lut	مولت	mu-lut-mu	مولتمو

Partikel –lah, -kah, -tah, dan –pun tidak mengubah ejaan kata dasar yang disertainya. (Kaidah XVIII)

Misalnya:

a-pa	اڤ	a-pa-tah	اڤته
ma-na	مان	ma-na-kah	مانكه
sa-ma	سام	sa-ma-lah	سامله
sa-tu	ساتو	sa-tu-pun	ساتوڤون

Perhatikan penulisan partikel pun yang mempergunakan wau saksi!